Diskusi ini menghadirkan Khalid Zabidi (Golkar Garis Keras), Prof. Firman Noor (Peneliti Pusrispol BRIN), dan Gde Sriana (Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies).
Dalam pemaparannya, Prof. Firman Noor menjelaskan bahwa situasi yang terjadi saat ini merupakan konsekuensi logis dari kepentingan Presiden Jokowi untuk tetap mempertahankan eksistensinya dalam politik nasional. Terlebih lagi, kondisi politik nasional saat ini lebih cenderung pragmatis dan oportunis, sehingga pihak luar dengan mudah dapat mengintervensi kedaulatan partai.
"Peta politik yang terbentuk di Indonesia lebih didasarkan pada pragmatisme. Ini adalah satu kesatuan politik yang diikat oleh kepentingan yang sangat praktis. Realitasnya, orientasi politik di Indonesia hanyalah untuk memenangkan kontestasi elektoral," ujar Prof. Firman Noor dalam sebuah jeterangan tertulis.
Lebih lanjut, Prof. Firman Noor menambahkan bahwa ke depannya, kemungkinan besar akan terjadi perubahan politik yang baru, yang dapat membuat kekuasaan saat ini merasa tidak nyaman. Oleh karena itu, kekuasaan saat ini harus memastikan kelangsungannya. Apalagi, target penguasa saat ini bukan hanya 2024 atau 2029, tetapi lebih jauh lagi, hingga melibatkan generasi penerus mereka.
Mengapa Partai Golkar yang menjadi sasaran intervensi? Prof. Firman Noor menjawab bahwa Partai Golkar merupakan institusi politik yang menarik dan menjanjikan di masa depan.
"Oleh karena itu, wajar jika kekuatan yang ingin terus berkuasa menganggap Partai Golkar sebagai sesuatu yang harus dikuasai," sebutnya.
Selain itu, Prof. Firman Noor juga menjelaskan mengapa Partai Golkar saat ini mudah digoyang dan diintervensi oleh pihak luar. Alasan yang paling logis, menurutnya, adalah karena Partai Golkar saat ini sangat berbeda dengan masa lalu.
"Perbedaan paling mendasar adalah pada ideologi. Partai politik yang kuat adalah partai yang ideologis. Sayangnya, Partai Golkar saat ini terjebak dalam jargon \'selalu berkarya,\' yang menciptakan mentalitas bahwa yang terpenting adalah menjaga status quo untuk tetap berada di kekuasaan," ujar Prof. Firman Noor.
Oleh karena itu, Prof. Firman Noor menilai bahwa guncangan yang terjadi di Partai Golkar pada akhirnya akan mudah diatasi asalkan tetap bersandar pada kekuasaan dan berada dalam kendali kekuasaan. Namun, pertanyaan yang patut diajukan selanjutnya adalah, apakah kekuasaan saat ini sudah menyesuaikan pijakan dan sikap politik Partai Golkar dengan penguasa di masa mendatang?
"Pada akhirnya, jika terjadi guncangan, solusinya adalah mendekatkan diri pada kekuasaan. Jika kita lihat beberapa peristiwa di Partai Golkar, partai ini selalu berusaha melekat pada kekuasaan. Analisis saya, dalam waktu dekat akan ada penyesuaian untuk memastikan Partai Golkar tetap berada dalam kendali kekuasaan," pungkas Prof. Firman Noor.
