“Syaratnya, Pilgub Jabar harus berlangsung jujur, adil, dan damai, tanpa menimbulkan friksi yang berlebihan,” ujar mantan Kapolda Jabar periode 2016-2017 tersebut kepada wartawan di Bandung, Senin (12/8).
Abah Anton, begitu ia kerap disapa, juga menekankan pentingnya menjaga etika dalam berkampanye. Menurutnya, kontestan Pilgub dan para pendukungnya harus menghindari tema kampanye yang bernuansa SARA. "Tidak boleh menyinggung isu-isu yang berbau SARA," tegasnya.
Sosok yang diamanahi jadi Penasihat PWI itu menjelaskan bahwa isu SARA adalah salah satu "habitus kronis" yang dapat memecah persatuan dan kesatuan. “Terutama yang berkaitan dengan agama dan kepercayaan. Isu ini sangat sensitif karena menyangkut sistem keyakinan atau akidah,” ungkapnya.
Mantan Kadiv Humas Polri ini juga berpandangan bahwa memilih gubernur sebaiknya tidak dikaitkan dengan perintah agama dan tidak dijadikan ukuran keimanan seseorang.
“Jika sudah menyangkut hal tersebut, bisa keluar dari logika. Bertaruh nyawa pun tak akan dipikirkan lagi. Ini bisa sangat berbahaya jika terjadi konflik horizontal yang ujungnya mengarah pada pertumpahan darah,” pungkas Abah Anton.
