"Pada masa kepemimpinan Kang Aher, APBD Jawa Barat mencapai angka yang cukup signifikan. Namun, saat ini kita melihat penurunan yang sangat signifikan. Ini adalah alarm bagi kita semua," tegas Haru.
Menurut Haru, kondisi ini menuntut pemimpin Jawa Barat yang memiliki visi jauh ke depan dan berani mengambil langkah-langkah kreatif. "Gubernur mendatang harus bisa berpikir out of the box untuk menggali potensi pendapatan daerah yang belum tergarap maksimal," ujarnya.
Haru mengusulkan beberapa solusi konkret untuk meningkatkan pendapatan daerah, antara lain:
Kerja sama dengan swasta: Memaksimalkan aset daerah yang belum termanfaatkan dengan menjalin kerja sama dengan pihak swasta.
Digitalisasi UMKM: Membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk go digital sehingga produk mereka bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Pemberdayaan masyarakat: Memberikan pelatihan dan dukungan kepada petani, nelayan, dan peternak untuk meningkatkan produktivitas.
Selain itu, Haru juga menyoroti masalah alokasi anggaran yang selama ini lebih banyak digunakan untuk kegiatan rutin dan proyek yang kurang berdampak langsung pada masyarakat. "Kita perlu mempertanyakan, apakah anggaran yang besar itu sudah benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat banyak?" tanyanya.
Haru berharap, pemimpin Jawa Barat mendatang dapat lebih fokus pada pembangunan yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, seperti penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kualitas hidup.
