Jakarta. Tidak main-main. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto berhasil membuktikan kepiawaian strateginya dalam memperjuangkan eksistensi partai beringin di blantika politik nasional.
Dari perhitungan cepat yang sedang dilakukan, terlihat Partai Golkar memperoleh dukungan pada kisaran 13 sampai 16 persen. Ini berarti Golkar berada di posisi kedua setelah PDI Perjuangan.
Menurut hasil hitung cepat yang dilakukan Litbang Kompas, Golkar memperoleh 14,66 persen. Lalu dari Politika Research & Consulting (PRC) sebesar 15,41 persen, Poltracking sebesar 16,49 persen, LSI Denny JA sebesar 14,93 persen, Charta Politica sebesar 13,65 persen, LSI sebesar 14,54 persen, Indikator Politik Indonesia sebesar 16,77 persen, dan Voxpol Center Research and Consulting sebesar 14,86 persen.
Sementara hasil hitung cepat versi Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI sampai hari Jumat (16/2) pukul 13.33 WIB memperlihatkan Partai Golkar memperoleh 14.11 persen.
Angka ini berada di atas perolehan Golkar pada Pemilu 2019 yang sebesar 12,51 persen.
Atas pencapaian ini, Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Prof. Yuddy Chrisnandi, menilai keberhasilan ini adalah buah dari kepemimpinan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Ini juga bukti bahwa Golkar tidak main-main mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, serta serius mendukung pemerintahan Joko Widodo.
“Kepemimpinan Ketua Umum Golkar yang efektif dan keputusannya memilih penempatan fungsionaris pusat sebagai caleg di berbagai wilayah, membuahkan kemenangan Partai Golkar dalam Pemilu 2024. Berada pada peringkat kedua setelah PDIP yang memimpin pemerintahan,” ujar Yuddy dalam keterangan, Jumat (16/2).
Dia menambahkan, Airlangga Hartarto berhasil membawa perahu besar Partai Golkar dengan perolehan suara yang terus membanyangi PDI Perjuangan.
“Airlangga Hartarto berhasil mengembalikan kesuksesan Golkar yang pernah dicapai pada Pemilu 2004, saat ketua umum Akbar Tanjung,” tegas Yuddy.
Melihat apa yang terjadi di masa lalu dari pemilu ke pemilu di Indonesia, Partai Golkar terus mengalami penurunan. Perolehan suara Partai Golkar pada Pemilu 2009 di bawah Ketua Umum Jusuf Kalla (2004–2009) sebesar 14,45 persen dan berada di bawah Partao Demokrat yang memperoleh suara 20,81 persen.
Lalu pada Pemilu 2014 di era Aburizal Bakrie (2014–2016), Partai Golkar kembali berada di posisi kedua dengan perolehan suara 14,75 persen.