Jakarta. Sikap kenegarawanan diperlihatkan Wakil Presiden Maruf Amin dalam merespon film “Dirty Vote” yang membongkar berbagai kecurangan untuk memenangkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Maruf Amin, film yang dibestu sutradara Dandhy Dwi Laksono itu adalah bagian dari dinamika politik aspirasi masyarakat.
Dia mengatakan, aspirasi seperti itu perlu didengar dan direspons dengan baik.
"Kalau itu sasarannya pemerintah, tentu pemerintah akan memperhatikan suara-suara itu saya kira," kata Mahfud, Senin (12/2).
“Kita harapkan bahwa keinginan-keinginan yang lebih baik tentu harus direspons dengan baik pula," tambahnya.
Maruf mengatakan, dirinya berharap Pemilu 2024 berjalan dengan lancar dan sesuai dengan asas langsung umum bebas rahasia, serta jujur dan adil.
Jangan sampai, pemilu yang seharusnya membawa perbaikan malah membuat perpecahan di tengah masyarakat dan kemunduran.
Maruf Amin mengimbau penyelenggara dan pengawas pemilu, aparat penegak hukum, serta masyarakat untuk berperan mengawasi dan memastikan jalannya pesta demokrasi.
"Yang penting pemilu berjalan dengan baik dan tidak terjadi hal-hal yang kita khawatirkan. Terutama, jangan sampai terjadi perpecahan di masyarakat kita," ujarnya lagi.
Film yang diproduksi WatchDoc itu dibintangi oleh ahli hukum tata negara, yaitu Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar.
Sebelumnya, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatalan, kecurangan yang dipaparkan dalam film “Dirty Vote” hanya sekitar 25 persen dari semua kecurangan yang sudah terjadi. JK juga mengatakan, sutrada film yang telah ditonton belasan juta kali itu masih sopan.