Jakarta. Film “Dirty Vote” yang disutradarai Dandhy Dwi Laksono dan diluncurkan hari Minggu kemarin (11/2) langsug bikin heboh jagat politik nasional. Dilm itu menggambarkan dengan cukup jelas dan gamblang manuver kecurangan yang dilakukan pemerintah untuk memenangkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Jusuf Kalla yang pernah menjadi wakil presiden mendampingi Joko Widodo (periode 2014-2019), film “Dirty Vote” itu belum mengungkap semua kecurangan yang dilakukan.
“Baru sekitar 25 persen,” ujar JK dalam jumpa pers di kediamannay di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (12/2).
Tiga Ahli Hukum Tata Negara menjadi bintang utama dalam film itu. Ketiganya adalah Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.
“Saya sudah nonton tadi malam. Dan itu, film itu betul luar biasa. Tapi semuanya kebenaran kan lengkap dengan foto, lengkap dengan kesaksian. Tapi bagi saya, saya kira ini Dirty Vote, film ini masih ringan dibanding kenyataan yang ada,” kata JK.
“Masih tidak semuanya. Mungkin baru 25 persen karena tidak mencakup kejadian di daerah-daerah kejadian di kampung-kampung, kejadian bagaimana bansos diterima orang bagaimana datang petugas-petugas mempengaruhi orang," katanya lagi.
JK mengatakan, sang sutradara kelihatannya masih sangat sopan.
Padahal, kalau dibongkar semua pasti ada pihak yang masih marah.
“Masih banyak lagi sebenarnya yang jauh lebih banyak mungkin sutradaranya lebih sopan lah. Masih sopan tapi bagian pihak lain masih marah apalagi kalau dibongkar semuanya," papar JK.