Jakarta. Luhut Binsar Pandjaitan tak dapat menyembunyikan air muka duka saat tiba di kediaman Rizal Ramli di Jalan Bangka IX, Jakarta Selatan, Rabu siang (3/1). Ia menyapa satu per satu tamu yang sudah lebih dahulu hadir di rumah Rizal. Ada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, aktivis Reflly Harun, Adhie Massardi, Teguh Santosa, dan lain sebagainya.
Dengan dua anak Rizal Ramli, Dhitta Puti Sarasvati Ramli dan Dipo Satria Ramli, Luhut sempat menanyakan beberapa hal terkait sakit yang diderita Rizal.
Lalu ia melangkah mendekati jenazah dan memberikan hormat.
Setelah kunjungan ke kediaman Rizal Ramli, di laman Instagram miliknya Luhut menceritakan kisah persahabatan mereka, yang dipenuhi dinamika.
Berikut cerita Luhut:
“Saya mengenal Rizal sebetulnya sudah lama sejak beliau menyelesaikan sekolah doktoralnya di Boston University, Amerika Serikat. Namun, perkenalan intensif baru terjadi sejak kami berdua sama-sama menjadi anggota Kabinet Persatuan Nasional dalam pemerintahan Presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Saat itu, Rizal ditunjuk sebagai Menko Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Ekuin) dan saya sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
Nasib kemudian mempertemukan kami kembali ketika di tahun 2015, Rizal mendapat mandat dari Presiden @jokowi menjadi Menko Kemaritiman dan Sumber Daya. Saat itu saya merasa senang karena kembali menjadi satu tim dengan beliau. Kalau boleh jujur, saya dan Rizal memiliki karakter yang sama-sama terbuka.
Karena itulah kami kerap berbeda pendapat dan berdebat kencang, tak jarang juga perdebatan itu dibumbui dengan kata-kata yang sedikit aneh. Tetapi jika rapat sudah selesai, kami kembali lagi menjadi sahabat karib. Saya kira persahabatan yang baik memang harus seperti itu, meski ada perbedaan pendapat di tengah-tengah kita, tak perlu lah saling bermusuhan.
Ketika mendapat kabar duka tentang wafatnya beliau, saya begitu sedih dan memutuskan untuk langsung menuju kediaman Rizal selepas mendarat di Jakarta. Saat bertemu dengan anak-anak beliau, kesedihan saya semakin tak terbendung mengingat hubungan baik yang selama ini kami jalin, dan saya ingat hanya sempat bertemu satu kali dengan Rizal, yakni saat beliau hadir di acara ulang tahun saya ke-76 bulan September lalu.
Setelah itu kami tak pernah bertemu lagi karena saya jatuh sakit dan harus menjalani perawatan dalam waktu yang cukup lama, dan Rizal pun ternyata juga mengalami sakit yang membuatnya tutup usia kemarin.
Selamat jalan, sahabatku, Prof. Dr. Rizal Ramli, M.A. Saya bersaksi engkau adalah orang yang hebat, dan kami akan selalu merindukan keberanian dan konsistensi mu dalam memberikan masukan dan saran bagi pembangunan bangsa dan negara tercinta, Indonesia.”
Cerita Luhut itu disambut netizen dengan postif. Salah seorang follower Luhut, Dedi Nurfalaq menulis:
“Salute! Beginilah seharusnya Negara, sikap dan pernyataan Bapak, memperlakukan setiap anak Ibu Pertiwi. Berbeda pendapat namun tidak dipersekusi, diintimidasi dan ditakut-takuti. Semoga pernyataan Pak Luhut menjadi sikap Negara yang juga diberlakukan pada mereka yang masih hidup. Terimakasih Pak Luhut. Tolong bisikin para Poitisi dan Kolega Bapak yang sekarang masih berkuasa juga Pak.”