MYNEWS - Ramadhan tidak lama lagi akan berakhir. Di Gorontalo, nuansa Ramadhan begitu kental ditengah warga. Berbagai persiapan jelang idul fitri pun terlihat. Para warga mulai memadati pusat perbelanjaan di Kota Gorontalo. Ya, itulah relaitas warga Gorontalo melepas bulan yang penuh barokah itu.
Kebiasaan unik lainnya di Gorontalo yaitu berdatangannya warga Gorontalo yang ada di perantauan. Ini bisa dimaklumi karena penduduk Gorontalo lebih banyak berada di daerah rantau. Ritual pulang kampung alias mudik sudah menjadi suatu budaya yang terlihat setiap tahunnya.
Namun sayangnya, tahun ini pemerintah pusat melakukan pembatasan besar-besaran terhadap warga yang mau melakukan mudik dari dan antar daerah. Larangan ini sangat beralasan karena kondisi negara yang sedang dilanda pandemi Covid-19. Beruntung tahun ini pemerintah masih memberikan kelonggaran untuk melakukan sholat tarwih berjamaah di masjid maupun di musholah dengan melakukan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Namun, soal mudik merupakan sebuah persoalan yang berbeda. Tradisi ini bukan hanya di Gorontalo, namun juga di daerah lain di tanah air.
Kebijakan larangan mudik menimbulkan spekulasi yang beragam di tengah masyarakat. Padahal, larangan ini secara menyeluruh. Bukan hanya di Gorontalo, namun di semua daerah di wilayah NKRI.
Berbagai pendapat yang mengharapkan peran Rachmat Gobel dalam menganulir kebijakan presiden Joko Widodo soal larangan mudik dinilai sah-sah saja.
Charles Budi Doku, salah satu staf khusus DPR RI untuk Rachmat Gobel harus angkat bicara soal statemen yang dianggap ngaur itu. Di berbagai media terungkap jika Rachmat Gobel dianggap tidak punya pengaruh untuk menghalangi kebijakan Presiden Joko Widodo soal larangan mudik itu. Namun, menurut mantan Wakil Walikota Gorontalo itu adalah hal yang wajar dan patut diluruskan.
Persoalan Covid-19 menurut Charles Budi Doku yang juga adalah dokter itu mengatakan jika virus Corona ini sangat membahayakan dan mengancam nyawa warga. Kebijakan pemerintah sudah tepat dengan melakukan larangan mudik.
“Inginkah negara kita seperti kondisi di India? Itu sangat mengerikan,” kata Charles Budi Doku kepada media ini, Minggu (09/05/2021).
Kebijakan Pemerintah untuk menyelamatkan warganya kata Charles Budi Doku, namun seharusnya didukung penuh oleh lembaga Legislatif, bukan malah ditentang.
“Pendapat Aktifis pemuda Fachrudin jika Rachmat Gobel tidak punya pengaruh tentu sangat dangkal dan tak realistis. Seharusnya kita harus berpikir bersama agar wabah ini tidak berkembang dan mengancam jiwa warga,” kata staf ahli Wakil Ketua DPR RI itu, sambil menambahkan jika pemerintah Jokowi sudah melakukan yang baik, mengapa harus di kritik.
Akhirnya, staf ahli Charles Budi Doku mengungkapkan data terkait prestasi yang diraih Rachmat Gobel yang dipercayakan rakyat Gorontalo untuk duduk di DPR RI. Coba bayangkan, kata CBD demikian dirinya dipanggil, bahwa Rachmat Gobel baru ikut pemilihan pertama kali ke DPR RI tahun 2019 saja mampu meraih suara sangat tinggi. Kini Rachmat Gobel baru 1,5 tahun duduk di DPR RI sangat jelas terlihat dengan mata sendiri kinerjanya.
“Jika ingin tahu kinerja pak Rachmat Gobel cari saya,” tegas CBD dengan menggebu.
Salah satu bocoran kata CBD kepada media ini terkait kinerja pak RG, bahwa dirinya sudah mendatangani kerjasama dengan Dirut Pupuk Kaltim dan Dirut Pupuk Petrokimia Gresik sebanyak 3 kali di Gorontalo. Ini dilakukan untuk membuat demplot jagung, padi dan sekarang untuk pupuk berkwalitas nonsubsidi sudah ada stock yang banyak dengan program agro solution.
“Itu saja dilakukan dengan penuh tanggungjawab untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan tanpa menguras dana dari APBD di daerah,” kata CBD.
Soal kehadiran Rachmat Gobel yang lebih banyak di Jakarta CBD mengatakan karena pak RG itu menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua DPR RI yang bekerja untuk seluruh Indonesia.
“Data dari Kesekjenan DPR RI bahwa pak RG kunker dan reses ke Dapil Gorontalo sudah 18 kali selama duduk di DPR RI,” kata CBD sambil berharap agar warga Gorontalo yang juga generasi muda bisa berpikir posif dan realistis, bukan berpendapat ngaur.*